Konsep halal dan thayyib dalam Islam sering disebut bersama karena saling melengkapi. Halal berarti diperbolehkan menurut syariat, sedangkan thayyib berarti baik, bersih, sehat, dan aman untuk dikonsumsi.
Produk yang bersertifikat halal sudah pasti memenuhi standar thayyib karena telah melalui pemeriksaan yang ketat terhadap bahan baku dan proses produksinya. Namun, tidak semua yang thayyib otomatis halal. Contohnya, makanan organik yang sehat (thayyib) bisa jadi tidak halal jika mengandung bahan dari babi atau alkohol.
Sebaliknya, produk halal yang tidak memenuhi standar kebersihan atau disimpan dalam kondisi tidak higienis bisa kehilangan status thayyib-nya. Oleh karena itu, dalam industri makanan dan minuman, halal dan thayyib harus berjalan beriringan.
Menariknya, konsep halal-thayyib juga menarik perhatian masyarakat non-Muslim. Produk halal dikenal lebih higienis, bebas zat berbahaya, dan diproses secara ketat. Banyak negara non-Muslim seperti Jepang dan Korea mulai mengadopsi standar halal untuk menarik wisatawan Muslim serta menjamin kualitas produknya.
Sebagai konsumen, memahami halal dan thayyib membantu kita memilih produk yang tidak hanya sesuai syariat, tetapi juga lebih sehat dan berkualitas. Bagi produsen, menerapkan konsep ini dapat meningkatkan daya saing produk di pasar lokal maupun internasional.

Leave a Reply